7 Aliran seni yang sangat kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya menganut aliran a. Ekspresionisme b. Impresionisme c. Surealisme d. Abstraksionisme e. Fauvisme 8. Aliran atau gaya seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa perupanya yang spontan pada saat melihat objek
Ekspresionismeadalah aliran yang mengutamakan curahan batin secara bebas. Bebas dalam menggali obyek yang timbul dari dunia batin ! Fuvisme merupakan nama yang dijuluki kepada sekelompok pelukis muda yang muncul pada abad ke 20. Ciri khas seni lukisannya ialah warna-warna yang liar. Des fauves dalam bahasa Perancis artinya binatang liar
Senilukis adalah pengembangan dari menggambar, biasanya memiliki ciri khas atau keunikkan sendiri. Ciri khas ini didasarkan pada tema, corak atau gaya, teknik serta bahan dan bentuk karya seni tersebut. Sebuah lukisan harus dapat menterjemahkan apa yang ada dalam objek, tema atau gagasan secara representative. Seni lukis Indonesia yang
Kubismediperkenalkan pertama kali pada pameran respektif Cezanne pada 1907. Ciri-ciri aliran seni rupa kubisme adalah dalam penggambarannya, objek dirubah dalam kombinasi bidang-bidang seperti persegi, segitiga, lingkaran, dan sebagainya. Objek yang digambarkan biasanya berupa manusia dan hewan, dengan background alam atau bangunan.
. – Hai teman – teman online, pada kesempatan kali ini akan membahas mengenai artikel yang berjudul Aliran Ekspresionisme . Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai istilah Aliran Ekspresionisme ? Mari kita simak penjelasan secara lengkap di bawah ini. Pengertian Aliran EkspresionismeSejarah Aliran EkspresionismeCiri-Ciri Aliran EkspresionismeTokoh-Tokoh Aliran EkspresionismeContoh Karya Aliran Ekspresionisme1. Lukisan Ekspresionis Potret Diri & Analisisnya Affandi2. Lukisan Ekspresionis The Scream & Analisisnya Edvard Munch3. Lukisan Ekspresionis Marzella & Analisisnya Ernst Ludwig KirchnerSebarkan iniPosting terkait Pengertian Aliran Ekspresionisme Aliran ekspresionisme merupakan suatu jenis aliran yang memberikan kebebasan berekspresi bagi pelukis dalam melakukan perubahan bentuk dan warna terhadap objek yang dilukis. Aliran ini melukiskan sesuatu berdasarkan ungkapan, emosi, atau perasaan dari seseorang. Sejarah Aliran Ekspresionisme Seni Lukis beraliran Ekspresionisme dirangkum berasal dari Negara Jerman yang banyak dikenalkan melalui karya-karya Seniman Lukis dari Tanah Bavaria tersebut. Para seniman lukis tersebut merasakan bahwa kehidupan manusia sudah tidak harmonis dengan alam dunia, akibat berbagai konflik dan revolusi yang terjadi di berbagai Negara di daratan Eropa pada abad ke-19. Karya-karya Lukisan Spontanitas dan Ekspresif yang ditampilkan oleh para Pelukis berpengaruh di Eropa seperti; Vincent van Gogh, Edward Munch, dan James Ensor pada akhir dekade 1880-an, mengilhami para seniman lukis lainnya untuk menciptakan kejutan baru pada seni lukis. Gerakan seni lukis beraliran Ekspresionisme akhirnya berkembang dan berlangsung pada kisaran tahun 1905-1920 dan menyebar ke seluruh daratan Eropa. Kehadiran lukisan aliran Ekspresionisme mewujudkan kebebasan berekpresi untuk para pelukis, yang sangat berkebalikan dengan aliran lukisan Impresionisme dan Romantisisme yang sangat baku saat itu. Baca Juga Aliran Pointilisme Ciri-Ciri Aliran Ekspresionisme Sering kali menunjukan jenis emosi keksalan dan sebuah espresi emosi emosi. Ungkapan isi hati seseorang. Pemilihan Warna diutamakan Imajinasi seseorang Tokoh-Tokoh Aliran Ekspresionisme Tokoh-Tokoh yang menganut aliran Ekspresionisme, yaitu sebagai berikut Indonesia Affandi, Zaini, Popo Iskandar, dan Chairil Anwar Norwegia Edvard Munch Swiss Carl Eugen Keel Austria Egon Schiele dan Oskar Kokoschka Russia Wassily Kandinsky dan Alexei Jawlensky Perancis Gen Paul dan Chaim Soutine Jerman Heinrich Campendonk, Emil Nolde, Rolf Nesch, Franz Marc, Ernst Barlach, Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl Schmidt-Rottluff, Ernst Ludwig Kirchner, Max Beckmann, August Macke, Elfriede Lohse-Wächtler, Ludwig Meidner, Paula Modersohn-Becker, Gabriele Münter, dan Max Pechstein. Netherlands Charles Eyck, Willem Hofhuizen, Jaap Min, Jan Sluyters, Jan Wiegers danHendrik Werkman Belgia Constant Permeke, Gust De Smet, Frits Van den Berghe, James Ensor, Floris Jespers, dan Albert Droesbeke. Baca Juga Aliran Fauvisme Contoh Karya Aliran Ekspresionisme 1. Lukisan Ekspresionis Potret Diri & Analisisnya Affandi Potret diri yakni salah satu tema yang paling sering dibawakan oleh Affandi. Lukisan ini meletakan fokusnya pada wajah sosok laki-laki tua yang merupakan dirinya sendiri. Komposisi lukisan terdiri dari garis-garis melengkung, bergelombang, tebal, berantakan dan bertekstur kasar. Warna yang digunakan sangatlah kontras dan hangat. 2. Lukisan Ekspresionis The Scream & Analisisnya Edvard Munch The Scream adalah potret dirinya sendiri yang sedang berjalan bersama kedua temannya di trotoar yang menghadap ke kota Oslo. Munch baru saja pulang atau sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit jiwa, dimana kakak perempuannya Laura Catherine sedang dirawat. 3. Lukisan Ekspresionis Marzella & Analisisnya Ernst Ludwig Kirchner Model pada lukisan ini adalah seorang gadis bernama Marzella, putri dari seorang janda yang bekerja di sirkus yang Kirchner kunjungi. Marzella adalah penggambaran yang provokatif terhadap seorang gadis muda yang bahkan belum melewati masa pubernya. Warna-warna kontras yang tidak wajar pada wajahnya, dan bahasa tubuh posenya yang menirukan pose dewasa menyimbolkan kedewasaan yang dipalsukan. Ernst mungkin prihatin dengan keadaan anak-anak yang kehilangan masa kanak-kanaknya karena imbas dari kehidupan modern. Baca Juga Aliran Impresionisme Demikianlah pembahasan artikel mengenai Aliran Ekspresionisme Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu kita semua dalam menemukan solusi yang terbaik. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Terima kasih.
Pengertian Aliran Ekspresionisme Kemunculan Aliran Ekspresionisme Ciri-ciri Aliran Ekspresionisme Tokoh Penting & Contoh Lukisan Aliran Ekspresionisme Edvard Munch Lukisan Ekspresionis The Scream & Analisisnya Ernst Ludwig Kirchner Lukisan Ekspresionis Marzella & Analisisnya Affandi Lukisan Ekspresionis Potret Diri Affandi & Analisisnya Referensi Aliran Ekspresionisme Memiliki Ciri Khas Dalam Penggambarannya Yaitu Pengertian Aliran Ekspresionisme Ekspresionisme adalah aliran seni rupa yang menganggap bahwa seni merupakan sesuatu yang keluar dari diri seniman, bukan dari peniruan alam dunia. Seniman memiliki ingatan dan cara pandang tersendiri dari apa yang pernah dilihatnya di alam, lalu diekspresikan pada karyanya. Seniman ekspresionis menghiraukan berbagai teknik penciptaan formal untuk mendapatkan ekspresi yang lebih murni dan tanpa tekanan dari kepentingan ekstrinsik Seni. Singkatnya dapat dikatakan bahwa Ekspresionisme adalah aliran seni rupa yang menonjolkan ungkapan dari dalam jiwa. Meskipun begitu, biasanya seorang ekspresionis tetap memiliki kemampuan teknis yang hebat dan sensitibilitas tinggi terhadap issue-issue seni. Baik secara langsung seperti mempelajarinya sendiri, maupun secara tidak langsung yang erarti terpengaruh dari lingkungannya yang kaya akan khazanah seni. Hanya saja aliran ini memang menentang teknik-teknik yang telah mapan sebelumnya dan memilih untuk menggunakan formulanya sendiri, gejala yang biasa terjadi dalam proses perkembangan seni. Kemunculan Aliran Ekspresionisme Ekspresionisme muncul di berbagai kota di seluruh Jerman sebagai tanggapan terhadap kecemasan yang tersebar luas tentang hubungan manusia yang semakin “tidak harmonis” dengan alam dunia. Aliran ini mencemaskan perasaan kehilangan unsur keaslian dan spiritualitas dari seni yang hanya mengkopi. Ekspresionisme muncul sebagai bagian dari reaksi terhadap Impresionisme dan seni akademis klasik yang sudah mencapai puncak artistik yang mapan yang dianggap terlalu kaku karena hanya meniru alam. Ekspresionisme sangat diilhami oleh aliran Simbolisme pada seni abad ke-19. Vincent van Gogh, Edvard Munch, dan James Ensor adalah seniman-seniman yang sangat berpengaruh pada munculnya aliran Ekspresionisme. Gerakan aliran Ekspresionisme berlangsung dari sekitar 1905 hingga 1920 dan menyebar ke seluruh Eropa bahkan dunia. Pengaruhnya akan terasa sepanjang sisa abad ini dalam seni Jerman. Teknologi baru dan upaya urbanisasi besar-besaran mengubah pandangan masyarakat dunia. Sehingga para ekspresionis ingin mencerminkan dampak psikologis dari perkembangan tersebut. Cara yang mereka lakukan adalah dengan menjauh dari meniru apa yang mereka lihat, ke arah ekspresi emosional dan psikologis tentang bagaimana dunia mempengaruhi mereka dalam karyanya. Akar Ekspresionisme dapat ditelusuri ke seniman Post-Impresionisme seperti Vincent Van Gogh. Istilah “Ekspresionisme” diperkirakan diciptakan pada tahun 1910 oleh sejarawan seni Ceko, Antonin Matejcek, yang bermaksud untuk menunjukkan karya yang tampak kebalikan dari aliran Impresionisme. Para Impresionis berusaha untuk mengekspresikan keindahan alam dan wujud manusia melalui lukisannya, para Ekspresionis justru hanya berusaha untuk mengekspresikan dunia yang diingat dan dirasakan oleh mereka. Istilah aliran Ekspresionisme juga pada awalnya sering digunakan untuk mengkategorikan para seniman Post -Impresionisme. Itu sebabnya mengapa Vincent Van Gogh juga sering disebut sebagai pengusung aliran Ekspresionisme. Karena ia memang dikategorikan sebagai ekspresionis sebelum pengkategorian aliran Post-Impresionisme dibuat. Vincent juga dapat dikatakan sebagai seorang ekspresionis, Karena ia merupakan salah satu Tokoh penting dari kemunculan aliran ini. Ekspresionisme memiliki ciri yang cukup kentara jika dibandingkan dengan aliran lain. Beberapa ciri dari aliran ekspresionisme adalah sebagai berikut ini. Tidak mengutamakan kemiripan atau kenaturalan objek yang dilukis Sapuan kuas yang berani, tidak malu-malu dan ekspresif Teknik menggambar yang tampak naif, namun tetap memiliki komposisi yang apik Mementingkan ekspresi individu seniman dibandingkan dengan peniruan alam Menggunakan warna sebagai simbol untuk suatu hal, bukan sebagai pewarna objek Menolak ideologi modern yang berlebihan dan memberikan imbas semakin tidak memanusia Mencemaskan keorisinalitasan seni terhadap imitasi alam Tokoh Penting & Contoh Lukisan Aliran Ekspresionisme Beberapa seniman yang menjadi tokoh penting dalam aliran ekspresionisme meliputi Edvard Munch dengan lukisan “The Scream”, Ernst Ludwig Kirchner, dan Affandi yang berasal dari Indonesia. Berikut adalah pemaparan gaya ekspresionisme masing-masing tokoh dilengkapi dengan contoh lukisan dan analisis singkatnya. Edvard Munch Edvard Munch adalah seorang seniman yang dikenal selalu mengangkat issue-issue kematian yang berhubungan dengan penyakit kronis, pembebasan stigma seksual, dan aspirasi religius. Dia mengungkapkan wacana tersebut melalui karya-karyanya yang semi abstrak, subjek misterius dan warna simbolis yang intens. Munch dibesarkan oleh Ayahnya yang merupakan seorang fundamentalis Agama “radikal” dan menganggap bahwa kematian dini Ibunya adalah bentuk hukuman dari Tuhan. Munch yang dicekoki oleh anggapan ayahnya yang seperti itu justru malah menjadi pemberontak pada ide-ide fundamental agama seperti itu. Sehingga tema itu juga yang menjadi obsesinya dalam berkarya. Lukisan Ekspresionis The Scream & Analisisnya Contoh aliran Ekspresionisme The Scream oleh Edvard Munch 1893-1910 The Scream adalah potret dirinya sendiri yang sedang berjalan bersama kedua temannya di trotoar yang menghadap ke kota Oslo. Munch baru saja pulang atau sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit jiwa, dimana kakak perempuannya Laura Catherine sedang dirawat. Hal tersebut diketahui melalui pernyataannya mengenai lukisan ini, ia berkata “Aku sedang berjalan dengan dua temanku, ketika matahari terbenam; tiba-tiba, langit berubah menjadi merah, semerah darah. Aku berhenti sejenak dan bersandar di pagar … menggigil ketakutan. Lalu aku mendengar jeritan yang sangat keras, jeritan alam yang tak terbatas.” Kekaburan aliran yang dihasilkan oleh Munch pada lukisan ini merupakan salah satu kelebihan yang selalu diutarakan oleh para kritikus seni. Langit dan awan pada lukisan ini mengingatkan kita pada karya Starry Night dari Van Gogh. Namun kita juga dapat menemukan elemen estetika dari aliran Fauvisme, Ekspresionisme, dan Surealisme yang muncul berbarengan pada lukisan ini. Ernst Ludwig Kirchner Ernst Ludwig Kirchner adalah sosok Pemimpin kelompok seni Die Brücke yang berkembang di Dresden dan Berlin sebelum Perang Dunia I. Ia dianggap sebagai salah satu seniman Ekspresionisme yang paling berbakat di Jerman. Ia membentuk kelompok tersebut karena termotivasi oleh pandangan manusia di dunia modern dan perasaan kehilangan wacana spiritualitas dan orisinalitas. Ia menolak gaya akademik dan ide dari dunia modern yang dianggap semakin tidak memanusia. Saat Perang Dunia kesatu sedang berlangsung Kirchner mengasingkan diri di Davos, Swiss. Disana ia menghasilkan banyak karya lukis namun karyanya tidak berhasil menarik perhatian dunia seni mainstream Jerman. Ketika Nazi menguasai Jerman di awal tahun 1930-an dia juga menjadi korban kampanye Nazi yang ingin memusnahkan “Kemerosotan Seni”. Depresi dan tertekan, ia akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Lukisan Ekspresionis Marzella & Analisisnya Contoh aliran Ekspresionisme Marzella oleh Kirchner 1909 Model pada lukisan ini adalah seorang gadis bernama Marzella, putri dari seorang janda yang bekerja di sirkus yang Kirchner kunjungi. Marzella adalah penggambaran yang provokatif terhadap seorang gadis muda yang bahkan belum melewati masa pubernya. Warna-warna kontras yang tidak wajar pada wajahnya, dan bahasa tubuh posenya yang menirukan pose dewasa menyimbolkan kedewasaan yang dipalsukan. Ernst mungkin prihatin dengan keadaan anak-anak yang kehilangan masa kanak-kanaknya karena imbas dari kehidupan modern. Lukisan itu adalah contoh teknik sketsa cepat yang digunakan oleh anggota Die Brucke. Teknik tersebut dinyatakan oleh mereka dapat menangkap ekspresi dan jiwa sebenarnya dari subjek. Melalui sapuan kuas yang spontan, seluruh ekspresi alami dari model akan tergambar lebih murni. Lukisan ini juga menunjukkan pengaruh Edvard Munch pada karya Kirchner, karena komposisi lukisan ini tampaknya didasarkan dari apresiasinya terhadap karya Puberty 1892 oleh Munch. Affandi Affandi adalah seorang pelukis ekspresionis yang terkenal dengan teknik khas menumpahkaan cat dari tube-nya langsung pada kanvas. Ia menyebut dirinya sendiri sebagai “Pelukis Kerbau” yang secara eksplisit berarti terlalu bodoh untuk menjadi seniman. Namun dalam perjalanan karirnya ia tetap mampu memahami dan menggeluti bidang seni rupa. Ia lebih senang mempelajari sesuatu dengan cara langsung terjun menggelutinya. Ia adalah seniman yang pengaruhnya cukup besar pada perkembangan seni rupa Indonesia. Affandi juga sempat ikut andil dalam perjuangan negeri ini dalam meraih kemerdekaannya melalui dunia seni. Ikuti kisah selengkapnya di sini Affandi – Biografi, Aliran & Analisis Karya Lukis Lukisan Ekspresionis Potret Diri Affandi & Analisisnya Potret Diri, oleh Affandi Potret diri adalah salah satu tema yang paling sering dibawakan oleh Affandi. Lukisan ini meletakan fokusnya pada wajah sosok laki-laki tua yang merupakan dirinya sendiri. Komposisi lukisan terdiri dari garis-garis melengkung, bergelombang, tebal, berantakan dan bertekstur kasar. Warna yang digunakan sangatlah kontras dan hangat. Lukisan itu menggambarkan sang seniman, dalam suasana hati yang sangat spiritual dan emosional berkontemplasi, bukan marah. Subjeknya adalah cerminan diri yang sudah tua karena memiliki rambut putih dan kepala yang hampir botak. Potret tampak sedang menghisap pipa tembakau, yang bisa jadi menunjukan insting self destruction yang makin menjadi pada usianya yang sudah tidak lagi muda. Meskipun begitu melalui tumpahan catnya, ia masih menunjukkan gairah estetis yang membara pada masa tuanya. Referensi
Lukisan ekspresionisme, sumber Di dunia ini, ada banyak sekali aliran lukisan yang berkembang, salah satunya yaitu ekspresionisme. Sesuai namanya, lukisan ekspresionisme identik dengan guratan emosi maupun curahan batin sang seniman yang tertuang secara spontan dan bebas di dalam karyanya tanpa tekanan dari peniruan objek rujukan secara detail. Sifatnya yang bebas tentu membuat contoh gambar ekspresionisme sangat unik dan beragam. Mulai dari kebahagiaan, kesedihan, kemiskinan, kekerasan, ketakutan, dan keinginan lain dibalik tingkah laku manusia. Lalu apa saja ciri ciri ekspresionisme? Dan bagaimana aliran seni lukis ekspresionisme selengkapnya? Langsung saja, simak ulasannya berikut ini. Pengertian EkspresionismeSejarah Aliran EkspresionismeCiri Ciri EkspresionismeTokoh EkspresionismeContoh Lukisan Ekspresionisme dan PelukisnyaLukisan Ekspresionisme Karya Edvard Munch Ekspresionisme adalah suatu jenis aliran yang memungkinkan pelukis untuk dapat berekspresi dengan melakukan perubahan bentuk maupun warna dari suatu objek. Oleh karena itu, pelukis aliran ekspresionisme biasanya menorehkan setiap garis atas dasar emosi, ungkapan, ataupun perasaan yang ia miliki sehingga hasil karyanya pun terasa lebih intim dan tampak personal. Gambar ekspresionisme terlihat menantang arus dengan menggunakan formulanya sendiri dan menentang teknik-teknik ataupun pakem yang telah ada. Sederhananya, pelukis ekspresionisme lebih berfokus pada kemurnian ekspresi tanpa harus mengindahkan nilai ekstrinsik seni dengan menekankan pengungkapan seluruh emosi dari dalam jiwa. Artikel Terkait Sejarah Aliran Ekspresionisme Aliran seni lukis ekspresionisme pertama kali muncul di karya-karya seniman dari Jerman pada abad ke 19, dimana mereka percaya bahwa kehidupan manusia sudah tidak lagi harmonis dengan dinamika alam dunia. Hingga pada puncaknya, lukisan aliran ekspresionisme pun terus terpopulerkan oleh seniman tersohor di Eropa pada akhir dekade 1880-an seperti James Ensor, Edvard Munch, dan Vincent Gogh. Akibatnya, pelukis lain pun terinspirasi dan mulai mengilhami aliran ekspresionisme dalam setiap karyanya. Contoh lukisan ekspresionisme karya Edvard Munch. sumber BBC Beberapa tahun setelahnya, kepopuleran lukisan ekspresionisme meningkat tajam terutama pada sekitar tahun 1905 hingga 1920 dan terus berkembang hingga menyebar ke seluruh benua Eropa. Aliran seni lukis ekspresionisme merupakan sebagai angin segar di tengah lukisan impresionisme dan romantisme yang tumbuh pada saat itu. Ciri Ciri Ekspresionisme Sama seperti aliran lukisan lainnya, gambar ekspresionisme pun memiliki karakteristik unik yang membuatnya berbeda. Ciri ciri ekspresionisme adalah sebagai berikut Sapuan kuas tampak spontan, berani, ekspresif, dan tidak menekankan pada ekspresi seniman daripada peniruan berisi wujud kecemasan atas ketidakharmonisan kehidupan alam hasil contoh gambar ekspresionisme tampak abstrak dengan tetap menonjolkan objek dan ekspresi mengutamakan kemiripan objek dengan setiap garis tampak sangat tegas, kuat, dan berperan sebagai simbol atas suatu hal, bukan untuk menghidupkan gambar tersusun apik dengan menunjukkan beberapa kolaborasi warna. Tokoh Ekspresionisme Kepopuleran lukisan ekspresionisme di dunia tidak perlu kamu ragukan lagi, sobat Literasi. Hal itu dapat kita lihat dari beberapa tokoh ekspresionisme yang begitu ikonik atas karya-karyanya yang mendunia seperti Cafe Terrace of Night 1888, Starry Night 1889, dan Starry Night 1893. Beberapa tokoh ekspresionisme adalah sebagai berikut. Vincent Van Gogh dari Belanda Emile Nolde dari Jerman Edvard Munch dari Norwegia Max Beckmann dari Jerman Frank Mark dari Jerman James Ensor dari Belgia Gen Paul dari Prancis Oskar Kokoschka dari Austria Carl Eugen Keel dari Swiss Affandi Koesoema dari Indonesia Ernst Ludwig Kirchner dari Jerman Contoh Lukisan Ekspresionisme dan Pelukisnya Setelah mengenal beberapa tokoh ekspresionisme paling terkenal di dunia, kamu juga perlu tahu karya-karya mereka yang sangat tersohor dan memorial bahkan hingga sekarang. Berikut daftar lukisan ekspresionisme dan pelukisnya. Lukisan Ekspresionisme Karya Edvard Munch Two Women on the Shore. sumber Lukisan ekspresionisme karya Edvard Munch bertajuk The Women on the Shore ini mengambil tema kesepian, seks, dan kematian yang diekspresikan dengan kuat dalam potongan kayu berwarna. Gambar ekspresionisme ini menunjukkan seorang gadis muda berpakaian putih menatap penuh kerinduan melintasi laut gelap menuju masa depan yang belum diketahuinya. Diceritakan, gadis tersebut seolah tidak menyadari sosok seperti takdir kematian berada di sampingnya. Pelukis ekspresionisme asal Norwegia kali ini terlihat menggabungkan tekstur kasar balok kayu dan membatasi penggunaan bentuk dasar serta warna-warna tertentu. Edvard Munch tampak menciptakan citra yang mengisahkan tentang kesia-siaan cinta dan harapan.
- Menggambar ekspresi merupakan kegiatan pengungkapan emosi dan perasaan yang timbul akibat pengalaman-pengalaman dari luar ke atas bidang gambar. Di mana mengindifikasi bahwa aspek ekspresi yang diutamakan untuk dilatih dalam proses pendididikan seni terutama menggambar. Menggambar ekspresi disebut juga menggambar bebas. Di mana bebas berimajinasi dan bebas bereksperimen dalam rangka membuat sebuah gambar yang memiliki menggambar ekspresi bahwa sifat ekspresi gambar anak tercermin pada kejujuran anak untuk menggambarkan ide atau hasil pengamatannya berdasarkan sudut pandang anak sendiri. Dikutip dari buku Pendidikan Seni di Sekolah Dasar 2001 karya Sofyan Salam, itu menjadi dasar pemahaman bahwa menggambar ekspresi memiliki karakter atau ciri-ciri pada hasil karyanya. Baca juga Unsur dan Jenis Seni RupaBerikut ciri-ciri menggambar ekspresi Serba Dinamis Dalam menggambar ekspresi, hasil gambar dibuat dinamis, sehingga gambar seolah-olah berbicara atau memiliki ekspresi. Misalnya ketika menggambar pemandangan alam, obyek yang digambarkan seolah-olah bergerak seperti bentuk tiupan angin, badai, atau peristiwa alam lain yang dramatis. Hal ini untuk memberikan penjelasan bahwa ada pergerakan alam dalam gambar tersebut, sehingga orang lain yang melihat karya bisa menjadi paham. Menekankan Aspek Suasana Pada menggambarkan ekspresi memperlihatkan suasana gembira, sedih, mencekam, ketakutan, ataupun panik.
aliran ekspresionisme memiliki ciri khas dalam penggambarannya yaitu